Elon Musk resmi menjadi pemilik baru Twitter setelah bos Tesla ini memborong seluruh saham Twitter Inc., senilai US$44 miliar. Berikut ini fakta-fakta soal akuisisi Twitter.
Bisnis.com, JAKARTA – Miliarder Elon Musk akhirnya berhasil menyepakati pembelian seluruh saham Twitter Inc., senilai US$44 miliar setelah sempat ditolak oleh raksasa media sosial ini. Kesepakatan ini dilakukan pada Senin (25/4/2022) pagi setelah diskusi antara Musk dan jajaran eksekutif Twitter. Berikut adalah fakta-fakta mengenai perjalanan akuisisi raksasa media sosial Twitter.
1. Nilai kesepakatan melebihi penawaran awal
Pada awalnya, Musk mengajukan penawaran akuisisi saham senilai US$43 miliar, tetapi kesepakatan pada Senin menunjukkan Musk menghargai setiap saham investor senilai US$54,20 per saham sehingga total nilai akuisisi mencapai US$44 miliar.
2. Rencana akuisisi sempat ditolak Twitter
Pada 15 April, Twitter mengadopsi rencana hak pemegang saham yang merupakan strategi poison pill untuk menghalangi tawaran yang tidak diinginkan dari Musk yang hendak mencaplok perusahaan. Hal ini dilakukan setelah Musk mengumumkan penawarannya secara terbuka.
Perusahaan menetapkan bahwa rencana tersebut dapat dilaksanakan jika salah satu pihak memperoleh 15 persen saham tanpa persetujuan sebelumnya. Selain itu, siapa pun yang mengendalikan perusahaan media sosial melalui akumulasi pasar terbuka membayar semua pemegang saham dengan premi kontrol yang sesuai.
Namun, Twitter berubah sikap ketika CEO Tesla Inc., mengungkapkan rencana pendanaan dengan 12 bank yang dipimpin oleh Morgan Stanley. Hanya beberapa hari setelah itu, Musk bertemu dengan para eksekutif Twitter, memberi sinyal keterbukaan terhadap kesepakatan.
3. Bank-bank raksasa AS siapkan pendanaan untuk Musk
Musk membeli Twitter menggunakan pembiayaan berbasis leverage dari sejumlah perbankan besar. Goldman Sachs Group Inc., JPMorgan Chase & Co. dan bank investasi skala kecil Allen & Co. akan menjadi penasihat Twitter.
Sementara itu, Morgan Stanley akan menjadi penasihat utama Musk. Bank of America Corp. and Barclays Plc juga akan menjadi penasihat. Sekitar sembilan bank lain akan membantu Morgan Stanley, Bank of America dan Barclays untuk menyediakan pinjaman senilai US$25,5 miliar, termasuk Credit Suisse Group AG, BNP Paribas SA, Citigroup Inc. dan Deutsche Bank AG.
3. Elon Musk jadi pemilik tunggal
Twitter Media sosial berumur 16 tahun ini meninggalkan status perusahaan publik menjadi perusahaan milik swasta setelah Elon Musk mengambil alih seluruh saham. Tidak akan ada investor lain setelah ini. Musk mengatakan akan menjadikan platform sebagai benteng kebebasan dan mempromosikan perubahan jika menjadi pemilik.
5. Musk bertanggung jawab jika kesepakatan gagal
Pernyataan pada Senin tidak mengungkapkan apakah kedua belah pihak telah setuju untuk membayar biaya penghentian jika transaksi gagal. Namun, berdasarkan laporan Bloomberg sebelumnya, Musk akan menanggung jika kesepakatan itu gagal atau jika dia memilih membatalkan kesepakatan. Biaya pemutusan untuk kesepakatan sebesar ini dapat mencapai miliaran dolar.
6. Akuisisi memunculkan perdebatan soal kepemilikan individu pada platform media sosial
Twitter telah dikenal menjadi media untuk menyampaikan kebebasan berpendapat, meski pada saat yang sama juga menjadi sumber munculnya ujaran kebencian.
Twitter telah menjadi sorotan di kalangan politisi, selebritas, dan jurnalis. Twitter bersama Facebook dan YouTube menjadi pembawa standar cara baru yang lebih interaktif dalam menggunakan web yang kemudian dikenal sebagai Web 2.0.
Peralihan dari perusahaan publik menjadi perusahaan milik pribadi tentu akan menciptakan perubahan dramatis. Musk cukup vokal dalam mengutarakan keinginannya untuk menjadikan Twitter sebagai surga bagi kebebasan berekspresi.
Dia mengkritik strategi moderasi konten Twitter. Hal itu menimbulkan spekulasi bahwa Twitter milik Musk akan memunculkan konten yang lebih ofensif atau berbahaya.
7. Karyawan Twitter Inc., kecewa
Sejumlah karyawan Twitter mengaku tidak menginginkan Elon Musk sebagai pemilik perusahaan yang baru. Mereka khawatir gaya Musk yang agresif akan merusak budaya perusahaan dan mengasingkan beberapa karyawan.